Aliran (GENRE) musik di Indonesia




Genre Musik adalah pengelompokan musik sesuai dengan kemiripannya satu sama lain. Musik juga dapat dikelompokan sesuai dengan kriteria lain, misalnya geografi. Sebuah genre dapat didefinisikan oleh teknik musik, gaya, konteks, dan tema musik.

Dijaman sekarang yg sudah maju banyak sekali macam-macam genre musik sudah semakin banyak dalam kehidupan .

Berikut adalah daftar aliran/genre utama dalam musik.

1. POP
Musik pop di Indonesia diawali oleh sebuah grup yang cukup terkenal pada tahun 1970-an. Nama grup ini adalah koes plus. Grup ini menjadi legendaris di Indonesia karena puluhan lagu, bahkan ratusan lahir dari kelompok musik ini, dari yang versi pop, pop jawa, irama melayu, dangdut, pop anak-anak, lagu berbahasa Inggris, irama keroncong, folk song, dan hard beat. Baru-baru ini namanya diabadikan sebagai kelompok musik dengan lagu terbanyak di Museum RecordIndonesia (MURI). Lagu mereka sungguh sederhana baik dalam syair, musik, maupun melodi. Ciri khasnya adalah perpaduan suara antara vokalis mereka (Yon dan Yok) yang khas. Lagu-lagu mereka masih tetap digemari sampai sekarang.

2. ROCK 
ngomongin lagi soal musik rock sob. Di Indonesia musik rock adalah musik yang paling banyak digemari oleh banyak orang, terutama oleh kaum mudanya. Namun, sejarah musik rock Indonesia mengalami perjalanan yang panjang. Dan mungkin belum semua mengetahui mengenai sejarah musik rock Indonesia. Oke sob, langsung kita bahas sejarah musik rock Indonesia. Sejarah musik rock Indonesia berawal di tahun 70-an, dan tidak lepas dari band-band seperti Giant Step, God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy, Super Kid, Rawa Rontek dan band lainnya. Namun, jauh sebelum itu dalam sejarah musik rock Indonesia,terdapat sebuah band bernama The Rollies yang beraliran jazz rock. Band tersebut dibentuk di Bandung pada tahun 1967, bahkan sempat populer sampai tahun 1980-an.

3. DANGDUT 
Dangdut merupakan salah satu genre musik tradisional populer dari Indonesia yang berakar pada musik-musik Malay, Hindustani, dan Arab. Unsur Arab pada genre musik ini muncul dari pedagang-pedagang yang berasal dari Gujarat seiring dengan penyebaran agama Islam oleh mereka. Selain dari pedagang Gujarat, yang menjadi pengaruh besar lainnya adalah musik-musik India yang digunakan dalam film-film Bollywood, sebelum akhirnya sejarah musik dangdut dimulai pada tahun 1968. Genre musik ini amat sangat populer karena vokalnya dan instrumen yang digunakan sangat melodis, terutama tabla.

4. REGGAE
Tahun 1968 banyak disebut sebagai tahun kelahiran musik reggae. Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang menjadi penanda awal muasalnya, kecuali peralihan selera musik masyarakat Jamaika dari Ska dan Rocsteady, yang sempat populer di kalangan muda pada paruh awal hingga akhir tahun 1960-an, pada irama musik baru yang bertempo lebih lambat : reggae. Boleh jadi hingar bingar dan tempo cepat Ska dan Rocksteady kurang mengena dengan kondisi sosial dan ekonomi di Jamaika yang sedang penuh tekanan.

Kata “reggae” diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika dari kata “ragged” (gerak kagok–seperti hentak badan pada orang yang menari dengan iringan musik ska atau reggae). Irama musik reggae sendiri dipengaruhi elemen musik R&B yang lahir di New Orleans, Soul, Rock, ritmik Afro-Caribean (Calypso, Merengue, Rhumba) dan musik rakyat Jamaika yang disebut Mento, yang kaya dengan irama Afrika. Irama musik yang banyak dianggap menjadi pendahulu reggae adalah Ska dan Rocksteady, bentuk interpretasi musikal R&B yang berkembang di Jamaika yang sarat dengan pengaruh musik Afro-Amerika. Secara teknis dan musikal banyak eksplorasi yang dilakukan musisi Ska, diantaranya cara mengocok gitar secara terbalik (up-strokes) , memberi tekanan nada pada nada lemah (syncopated) dan ketukan drum multi-ritmik yang kompleks.

5. SKA
Hingar bingar perkembangan musik ska ternyata juga sampai ke Indonesia. Mulanya ska termasuk musik yang dimainkan oleh minoritas grup band dan hanya populer di acara-acara selevel pensi (pesta perpisahan sekolah) atau acara ulang tahun. Namun ketika pada tahun 1999, grup musik Tipe X merilis album perdana mereka ‘Ska Phobia’, demam ska menjangkiti siapa saja.
Anak-anak muda pada saat itu jadi familiar mendengar hentakan irama ska. Termasuk juga menggunakan busana khas ska yang populer di Indonesia, yaitu baju pantai dan celana pendek dengan dandanan necis. Tampilan busana khas ska jadi trend life style di kalangan remaja. Rasanya belum pantas di bilang anak gaul jika tidak berbusana seperti itu. Dengan mendengar musik dan berpenampalan ala ska, lengkaplah atribut sebagai seseorang yang paham perkembangan zaman.
Memang bisa dikatakan bahwa musik ska di Indonesia merupakan fenomena musiman. Artinya, ketika tahun 1999 banyak bermunculan grup musik yang mengusung lagu-lagu ska, tapi itu tak bertahan lama. Tidak lebih dari satu dekade kemudian, musik ska menurun popularitasnya. Seiring dengan banyak grup band ska yang bubar atau tak lagi terdengar nama dan kiprah mereka.
Namun, ada dua grup band ska yang masih setia dengan aliran musik dinamis ini. Mereka adalah Tipe-X dan Shaggy Dog. Kedua grup band ska ini dapat terus bertahan hingga sekarang karena punya kualitas dalam bermusik. Selain itu, Tipe-X dan Shaggy Dog juga punya daya kreativitas dalam bereksprimen dengan musik ska. Mereka tidak mengadopsi mentah-mentah musik asli Jamaika itu, tapi juga melakukan improvisasi. Ini membuat warna musik mereka punya ciri khas dan tidak membosankan. Walaupun pamor ska telah pudar, tetapi setidaknya hingga saat ini terdapat lebih dari 450 band ska yang ada di Indonesia

Komentar

Postingan Populer